MENDEKAT KEPADA KU
Nama ku adalah Pio. Aku 9 saudara.Semua saudara ku sekarang hanya tinggal ber 4 . Saudara ku yang 5 lagi sudah meninggal di saat mereka kecelakaan di kapal,di saat mereka ingin hiburan ke pulau lain.Dan begitu juga dengan kedua orang tua ku.Mereka sudah meninggal juga Karana kecelakaan yang tak terduga itu.Tetapi untungnya jenazah mereka di temukan semua.
Sekarang aku tinggal bersama 4 saudara ku.
Aku anak ke 4.Aku memiliki kakak perempuan semuanya.Dan aku hanya adik mereka laki -laki satu-satunya.Aku di kasih sayangi dari mereka dengan baik.
Nama kakak ku yang bertiga yaitu Dea, Bea,dan Yana.Mereka kembar ber 3.
Aku sudah berumur 15 tahun.Dan ketiga kakak ku sudah berumur 22 tahun.
Pada keesokan hari aku akan pindah rumah yang baru.Karna kami ingin melupakan saudara kami dan kedua orang tua kami dari kenangan yang lama tersebut.
Kakak ku sudah membeli rumah yang nyaman untuk kami ber 4.
Kami lansung menyiapkan barang- barang yang akan kami bawa kerumah baru kami. Ketika aku membereskan barang -barng ku,saat itu hari sudah malam. Aku memasukkan jam yang dibelikan oleh ibuku.
Kalau aku memasukkan jam itu,aku teringat ibuku,aku pun berpikir.
"Jam ini aku tinggal kan saja dirumah ini,karna aku teringat ibuku"bilang Pio.
Pio lansung tidur,dan terbangun ketika hari sudah siang.
Kakak nya memanggil." Bangun Pio saatnya kita pindah kerumah baru kita.Kamu harus bersiap siap untuk pergi"bilang kak Dea.
"Iya kakkk.. ,aku akan bersiap -siap".Bilang Pio.
Kami ber empat sudah memasuki mobil.Yang nyetir kakak Dea karna dia sudah pandai menyetir dan dia juga yang paling besar.
"Kak Dea Nanti kita berhenti sebentar di supermarket ya kakk."bilang kak Bea.
" Memang kenapa kamu mau berhenti kak Bea.Kata kak Yana.
"Yaaaa .. ada barang yang aku mau beli yaitu cemilan buat kita makan-makan nanti di mobil".bioang kak Bea.
"Baiklah ,nanti kita berhenti."Bilang kak Dea.
Mereka ber empat sudah pergi dengan mobil,dan pada saat di perjalanan mereka melihat ada supermarket.mereka lansung berhenti.
Dan yang keluar untuk membeli cemilan di supermarket yaitu Kak Dea,kak Bea,dan kak Yana .
Pio tinggal sendirian di mobil. Dia masih memikirkan jam yang di tinggal di rumah lama mereka.Yang di belikan oleh ibunya.
Ketika Kakak-Kakak nya sudah kembali masuk ke mobil. kakaknya begitu banyak membeli cemilan.
"Kenapa kakak Benyak membeli cemilan".Bilang Pio.
"Yaaa,, bisa juga kita stok cemilan di rumah baru kita."bilang kak Yana.
"Ooo .. begitu ya kak"bilang Pio.
"Ya Pio".Bilang kak Yana
Mereka pun sampai di rumah baru mereka. Mereka menghabiskan waktu perjalanan 2 setengah jam dari rumah lama mereka.
Mereka lansung memasukkan mobil ke garasi.Rumah mereka ada 3 tinggat yang cukup besar.
Kak Dea lansuang membuka pintu rumah baru,supaya mereka lansung masuk.
Mereka sudah masuk. Kamar Pio di lantai nomor 3.sedangkan kamar Kak Dea di lantai 2 begitu juga dengan kak Bea dan kak Yana.Dirumah baru itu memiliki 5 kamar.Kamar satunya lagi kamar tamu.
"Wahhh... Bagus juga rumah ini ya kak". Bilang Pio.
"Iyaaa Pio " bilang kak Dea.
Mereka berempat lansung membereskan kan barang mereka dan membersihkan rumah tersebut.
Di belakang rumah mereka ada sebuah pondok kecil.Di jendela kamar Pio ,pondok itu jelas dari atas.
Tengah malam sudah tiba. Pio lansung rebahan di kasurnya. Ketika Pio mulai memejamkan mata,dia mendengar ada orang yang berbicara di belakang rumahnya. Dan suara asalnya di pondok belakang rumahnya itu.
Suara itu berbicara"Mendekatlah kepada ku.."
Pio semakin penasaran ,dia lansung membuka jendela kamarnya.Dia lansuang melihat ke pondok itu.
Pondok itu sangatlah gelap,Pio melihat ada orang yang duduk di atas pondok tersebut . Orang itu Seperti seumuran Pio .Dia memakai topi.
Dan Pio memanggil." Sedang apa kamu di sana."Bilang Pio .
Orang itu diam saja ,dan orang tersebut memasuki pondok itu.
Pio semakin penasaran. Dia lansung memanggil kak Bea.Pio turun menuju lantai dua .
Dia lansung mengetok pintu kamar kak Bea.
"Kakak Bea,, ayo keluar sebentar kak"Bilang Pio.
"Apa sih Pio,hari dah malam Pio,saatnya kita istirahat."bilang Kak Bea.
"Ayo lah kak ,keluar".Bilang Pio.
"Iya -iya sebentar".Bilang Kak Bea .
Kak Bea keluar dari kamarnya. Pio lansung menarik tangan kakaknya untuk pergi kebelakang rumah mereka untuk menuju pondok tersebut.
Ketika mereka sudah sampai ,pondok itu terkunci dengan eratnya.
"Kak tadi ada orang yang seumuran aku masuk kedalam pondok ini". Bilang Pio .
"Mana Piooo.. pondok ini di di kunci dengan erat. Mana mungkin Seumuran kamu bisa menjebol kunci ini.Pasti kamu berhayal kan Pio."Bilang kak Bea.
"Tidak mungkin aku berhayal kak ,orang itu benar jelas aku lihat tadi di jendela kamar ku kak.Dia memakai topi."Bilang Pio.
Mereka pun balik kekamar .Pio sedang memikirkan hal yang tadi .Setelah mereka di depan kamar Kak Bea.
"Kak jangan kasih tau dulu kaka Dea dan Kak Yana."Bilang Pio .
"Iyaa Pio ,sana kamu balik kekamar kamu". Bilang Kak Bea .
Pio lansung balik kekamarnya.Dia masih bingung ,tetapi dia melai memejamkankan mata. Pio lansung tertidur.
Pada esok harinya ,hari sudah siang. Pio sudah bangun.
Ketika Pio sudah mandi ,dia turun kelantai satu. Di melihat kakaknya berdiskusi untuk pergi kekuburan orang tuanya dan kelima saudarnya itu .
"Kak emang kapan kita ziarah kak".Bilang Pio.
"Nanti kita ziarah sore Pio jam setengah 3."Bilang kak Dea".
Pio duduk di ruang tamu, menatap jam di dinding. Sore hari sudah semakin dekat, waktu untuk ziarah ke makam orang tua dan saudara-saudaranya yang telah pergi. Hatinya campur aduk antara sedih dan harap, tapi dia tahu kakak-kakaknya juga merasakan hal yang sama.
Kak Dea, Bea, dan Yana sudah menyiapkan segala sesuatunya, seperti bunga dan lilin. Mereka juga membawa beberapa foto keluarga lama yang dulu diambil bersama orang tua dan saudara-saudaranya.
"Pio, kamu sudah siap?" tanya kak Yana dengan lembut.
"Iya, Kak. Aku siap," jawab Pio, walaupun sebenarnya dia merasa takut dan sedih.
Mereka berempat berangkat menuju makam yang tidak jauh dari rumah mereka. Di perjalanan, Pio masih terus memikirkan sosok misterius yang dia lihat malam tadi di pondok belakang rumah. Perasaan aneh terus menghantui pikirannya.
Di Kuburan
Setibanya di makam, udara sore yang sejuk membuat suasana terasa lebih hening dan khusyuk. Mereka berdoa bersama, mengingat kenangan indah bersama keluarga yang telah pergi.
Pio memejamkan mata, mengingat saat kecil bersama ibu dan ayah, serta saudara-saudaranya yang sekarang sudah tidak ada. Air mata mengalir perlahan di pipinya.
"Kita harus kuat, Pio," kata kak Dea sambil memeluknya.
"Iya, Kak," Pio mencoba tegar.
Setelah selesai berdoa, mereka duduk sebentar di dekat makam, saling berbagi cerita dan kenangan. Namun, pikiran Pio tak lepas dari rasa penasaran akan sosok di pondok belakang rumah mereka.
Kembali ke Rumah
Sesampainya di rumah, Pio langsung menuju kamar. Dia ingin memeriksa kembali pondok kecil di belakang rumah. Tapi kali ini, ia memutuskan untuk mengajak kakaknya Bea.
"Kak Bea, aku ingin ke pondok itu lagi. Aku merasa ada sesuatu yang harus aku ketahui," kata Pio serius.
Kak Bea mengangguk, walaupun ragu-ragu. Mereka berdua turun ke belakang rumah. Pondok itu masih terkunci rapat. Tapi kali ini, Pio mencoba membuka pintu dengan kunci cadangan yang mereka temukan di laci meja.
Dengan hati-hati, pintu pondok terbuka perlahan.
Misteri Pondok
Di dalam pondok, suasana gelap dan sedikit berdebu. Pio menyalakan senter dari ponselnya dan menyinari sudut-sudut pondok.
Tiba-tiba, mereka menemukan sebuah kotak kecil kayu yang tertutup debu dan sarang laba-laba. Pio membuka kotak itu dan melihat isi di dalamnya.
Ada beberapa surat dan foto-foto lama keluarga mereka yang belum pernah dilihat Pio sebelumnya. Surat-surat itu tertulis oleh orang tua mereka, berisi pesan dan harapan untuk anak-anak mereka.
Pio membaca salah satu surat dengan suara pelan, "Anak-anakku tercinta, kami berharap kalian selalu kuat dan saling menyayangi meskipun kami tidak lagi bersamamu..."
Kak Bea memeluk Pio erat. "Kakak juga belum pernah melihat ini semua."
Kekuatan Baru
Setelah menemukan surat-surat itu, Pio merasa ada kehangatan dan kekuatan baru di dalam dirinya. Meskipun kehilangan besar sudah mereka alami, kenangan dan cinta dari orang tua mereka tetap hidup.
Malam itu, Pio dan kakak-kakaknya berkumpul kembali di ruang tamu, membaca surat-surat dan mengenang masa lalu. Mereka berjanji akan selalu menjaga satu sama lain dan menghadapi hidup bersama.
" Tamat"
Komentar
Posting Komentar